Mendengarkan suara denyut jantung dalam tubuh disebut auskultasi dan biasanya dilakukan dengan memakai alat yang disebut stetoskop. Menurut Setjen (2010), pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah, selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung. Kedua atrium jantung dapat berkontraksi dan relaksasi secara bersamaan, kedua bilik juga dapat berkontraksi dan relaksasi secara bersamaan. Darah dari tubuh masuk ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan dan kemudian dipompakan ke paru-paru. Katup-katup menjaga agar darah tidak mengalir balik dari aorta ke ventrikel, atrium dan vena. Katup-katup tersebut membuka dan menutup karena perbedaan tekanan darah dalam ruang-ruang jantung. Adanya cairan perikardial menghalangi gesekan membran perikardial satu dengan yang lainya pada setiap denyutan jantung.
Suara denyut jantung terutama datang dari bergolaknya darah yang disebabkan oleh menutupnya katup jantung. Pada setiap siklus jantung hanya suara jantung pertama dan kedua yang cukup keras didengar melalui stestoskop. Suara pertama yang terdengar adalah suara “lup” lebih keras dan sedikit lebih panjang daripada suara yang kedua. Suara “lup” ini dihasilkan dari gerak balik darah yang menutup katup atrioventrikular segera setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras suara pertama yaitu suara “dup”, suara ini adalah akibat gerak balik darah menutup katup semilunar pada diastol ventrikel, sedangkan waktu antara suara jantung kedua dengan suara jantung pertama berikutnya kira-kira dua kali lebih lama dari pada waktu antara suara jantung pertama dengan suara jantung kedua dalam satu siklus (Soewolo dkk, 2003:248-249).
Diantara bunyi kedua dan bunyi pertama dari siklus selanjutnya terdapat satu periode istirahat yang lamanya dua kali daripada periode istirahat antara bunyi pertama dan bunyi kedua dalam satu siklus. Dengan demikian, siklus jantung dapat didengarkan sebagai lub, dup, istirahat; lub, dup, istirahat; lub, dup, istirahat; dan seterusnya (Tortora, 1984:470).
Denyut jantung secara lengkap terdiri atas kontraksi atrium, relaksasi atrium dan kontraksi ventrikel serta relaksasi ventrikel. Pada manusia satu denyutan jantung secara lengkap memerlukan waktu sekitar 0,8 detik sehingga jumlah denyutan per satu menit (laju denyut jantung) sekitar 75 kali. Secara teoritis, semakin banyak darah yang masuk ke jantung, semakin banyak pula darah yang akan dikeluarkan dari jantung. Menurut Soewolo (2000) pada umumnya laju denyut jantung hewan yang bertubuh kecil lebih tinggi dari pada hewan yang bertubuh besar.
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidal. Sama dengan pada katup mitral dan trikuspidal, pada katup semilunar juga terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup semilunar aortik secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik pelan-pelan dan dalam, maka pengisian ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab pembuluh darah pulmonari tertekan oleh peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki, dkk. 2000:112).
Denyut nadi adalah frekwensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung (Setjen, 2010). Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah. Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga denyutpun tidak dapat dirasakan (Soewolo, 2003:263).
Usia, jenis kelamin, kebugaran fisik dan suhu tubuh juga mempengaruhi laju jantung sehingga berpengaruh juga pada jumlah denyutan pada nadi. Bayi yang baru lahir mempunyai laju jantung >120 denyut/menit, kemudian akan turun di usia anak-anak dan akan semakin turun pada usia dewasa. Wanita umumnya sedikit lebih tinggi laju jantungnya daripada pria (Soewolo, 2003:252).
Untuk Lebih Lengkapnya SilahkanDownload Laporannya, klik disini
1 komentar:
masuk sob!!!
Posting Komentar