Ingin menghindari masuk angin, jangan tinggal di dalam rumah. Begitu yang disarankan oleh ahli penyakit menular, Profesor Peter Collignon. Beberapa anggapan yang mengatakan bahwa cuaca dingin dan hujan di luar bisa menyebabkan sakit, ternyata sudah dianggap sebagai 'ajaran' kuno.
"Anggapan bahwa lebih baik tinggal di dalam rumah ketika cuaca luar sedang dingin bukan hanya salah, namun berbahaya," ujar pria yang juga direktur Penyakit Infeksi di Australian National University di Canberra.
Ia menganggap orang yang berada di dalam rumah justru lebih berpotensi untuk sakit. Menurutnya, bukan kondisi cuaca yang membuat seorang menjadi sakit. Namun, ia menganggap respon terhadap suhu dingin itulah yang menyebabkan sakit. Di dalam ruangan, virus justru lebih berpotensi untuk tersebar.
"Mereka yang tinggal di dalam rumah juga kurang mendapatkan vitamin D karena mereka tidak mendapatkan sinar matahari," ujar dia.
Dua profesor ahli penyakit menular di Australia mengatakan orang-orang yang pergi ke luar saat cuaca dingin dan hujan mendapatkan lebih banyak vitamin D sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk sakit flu.
Pakar lain, dari University of Sydney, mengingat percobaan yang dilakukan di Inggris beberapa tahun yang lalu. Profesor David Isaacs menceritakan bagaimana para peneliti dari Research Unit Common Cold di Salisbury menempatkan relawan di sebuah kolam renang di tengah musim dingin dan ternyata mereka tidak pilek.
"Dingin itu tidak menyebabkan anda menjadi demam," katanya. "Stres karena berada di dalam ruangan yang penuh sesak, jauh lebih berbahaya," ujar Isaacs.
Penelitian ini turut diamini oleh beberapa ibu. Miami Hazell, salah seorang ibu mengatakan anaknya menderita asma dan paru-paru kronis. Sang anak justru mendapat keuntungan ketika berada di luar ketika sedang hujan dan cuaca dingin.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Annette Sage. Ibu ketiga anak ini berkemah pada saat musim dingin. Keluarga itu bahkan berenang di laut, namun tak satupun anaknya yang mengalami sakit.
Sumber : http://id.she.yahoo.com , REPUBLIKA.CO.ID
"Anggapan bahwa lebih baik tinggal di dalam rumah ketika cuaca luar sedang dingin bukan hanya salah, namun berbahaya," ujar pria yang juga direktur Penyakit Infeksi di Australian National University di Canberra.
Ia menganggap orang yang berada di dalam rumah justru lebih berpotensi untuk sakit. Menurutnya, bukan kondisi cuaca yang membuat seorang menjadi sakit. Namun, ia menganggap respon terhadap suhu dingin itulah yang menyebabkan sakit. Di dalam ruangan, virus justru lebih berpotensi untuk tersebar.
"Mereka yang tinggal di dalam rumah juga kurang mendapatkan vitamin D karena mereka tidak mendapatkan sinar matahari," ujar dia.
Dua profesor ahli penyakit menular di Australia mengatakan orang-orang yang pergi ke luar saat cuaca dingin dan hujan mendapatkan lebih banyak vitamin D sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk sakit flu.
Pakar lain, dari University of Sydney, mengingat percobaan yang dilakukan di Inggris beberapa tahun yang lalu. Profesor David Isaacs menceritakan bagaimana para peneliti dari Research Unit Common Cold di Salisbury menempatkan relawan di sebuah kolam renang di tengah musim dingin dan ternyata mereka tidak pilek.
"Dingin itu tidak menyebabkan anda menjadi demam," katanya. "Stres karena berada di dalam ruangan yang penuh sesak, jauh lebih berbahaya," ujar Isaacs.
Penelitian ini turut diamini oleh beberapa ibu. Miami Hazell, salah seorang ibu mengatakan anaknya menderita asma dan paru-paru kronis. Sang anak justru mendapat keuntungan ketika berada di luar ketika sedang hujan dan cuaca dingin.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Annette Sage. Ibu ketiga anak ini berkemah pada saat musim dingin. Keluarga itu bahkan berenang di laut, namun tak satupun anaknya yang mengalami sakit.
Sumber : http://id.she.yahoo.com , REPUBLIKA.CO.ID
0 komentar:
Posting Komentar