Benarkah flu tak boleh langsung diobati dengan antibiotik? Dr Alyya Siddiqa, SpFK, dokter spesialis farmakologi klinis dan dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta menjelaskan hal ini benar jika flu yang dimaksud mungkin batuk-pilek biasa yang umumnya disebabkan oleh virus.
Penyakit yang disebabkan virus tidak perlu diobati dengan antibiotik karena fungsi antibiotik adalah mematikan bakteri. Pemberian antibiotik jadi tidak berguna, kecuali dokter menduga telah terjadi infeksi bakteri. Namun, ini pun bukan untuk penyakit common cold.
"Kita baru butuh antibiotik bila terserang flu yang penyebabnya adalah bakteri. Pemberian antibiotik rutin kepada pasien flu biasa, memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan resistensi (kekebalan) kuman terhadap antibiotik tersebut. Bila sudah terjadi resistensi, kuman pun lebih sulit mati. Akibatnya, diperlukan antibiotik yang lebih ampuh untuk mematikannya," jelas Alyaa.
Penyakit flu yang diakibatkan virus adalah self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri. Bila Anda terkena flu biasa atau batuk-pilek, cukup tingkatkan stamina tubuh dengan cara makan makanan bergizi agar tubuh sehat kembali. Juga, minum air putih yang banyak dan cukup istirahat
Cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini membuat banyak orang gampang terserang common cold alias pilek. Penyakit yang disebabkan oleh Rinovirus ini sedikit-banyak membuat aktivitas penderitanya terganggu. Selain menimbulkan efek tidak nyaman, pilek juga mudah sekali menular dari satu penderita ke penderita lain.
Musim hujan telah tiba. Nah, kalau sudah begini, biasanya kita gampang sekali terkena penyakit seperti flu atau pilek. Agar terhindar dari penyakit ini, cara paling ampuh adalah beristirahat.
Dokter Anggitya Rullantika dari klinik Insan Sehat Purwakarta menyarankan agar tubuh beristirahat cukup satu-dua hari. Istirahat yang cukup berguna untuk memperkuat sistem imun sehingga penderita kembali sehat. "Jadi, sebenarnya sistem imun tubuh pun bisa melawan virus ini,' kata dr Anggit kepada Republika.
Kalau tidak memungkinkan untuk mengambil cuti, penderita pilek bisa mengandalkan masker selama beraktivitas di luar rumah. Jika dibutuhkan, konsumsi suplemen untuk memperkuat sistem imun. Obat-obat simptomatik juga bisa dikonsumsi untuk mengurangi gejala pilek yang mengganggu. Obat jenis ini berguna untuk menghilangkan gejala pilek, namun tidak menghilangkan penyebab utamanya. Misalnya, obat demam, painkiller, dan obat flu yang beredar di pasaran.
Zat besi adalah satu di antara banyak mineral yang dapat memperpendek durasi pilek. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung mineral ini selama musim penghujan. Asupan zat besi dalam tubuh bisa diperbanyak dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, gandum, ikan, dan sayuran. Batasi juga asupan alkohol dan kafein yang bisa merangsang kita untuk sering buang air kecil yang menyebabkan banyak zat besi terbuang.
Namun, jika kondisi badan tidak juga membaik, dokter Anggit menyarankan untuk segera konsultasi ke dokter atau minum obat. Obat yang dibutuhnya penderita pilek tergantung gejala yang menjangkitinya. Kalau pilek disertai dengan demam dan nyeri kepala, carilah obat yang mengandung penurun demam seperti paracetamol.
Penanganan akan lain jika pilek diiringi hidung mampet. Hal ini bisa dengan meminum obat-obatan yang mengandung pseudoefedrin. Namun, jika pilek disertai dengan batuk, terlebih dahulu harus dilihat jenis batuknya, apakah berdahak atau tidak. Jika batuknya berdahak, maka carilah obat yang mengandung pengencer dahak. Sebaliknya, jika pilek disertai batuk kering, carilah obat yang mengandung penekan batuk.
"Sebaiknya ke dokter kalau gejala di atas tidak juga membaik dalam dua minggu. Apalagi kalau sudah disertai sesak napas atau demam tinggi," kata dokter Anggit.
0 komentar:
Posting Komentar